tin__tun

tapi anak ini tidak kecil hati dan terus berusaha untuk
berlaku seperti anak normal yang lain.
walau lingkungannya memandangnya dengan pandangan aneh
bahkan ayahnya juga merasa malu mempunyai anak seperti dirinya.

tapi dia tetap bersikeras untuk sekolah di sekolah normal.
hari pertama masuk ke sekolah barunya
dia langsung mendapat ejekan dan juga teguran keras dari gurunya.
karena dia terus saja dianggap mengganggu proses belajar.
hingga akhirnya dia harus menemui KepSek karena teguran dari gurunya itu

dy berpikir "Ini adalah cara yang salah untuk berkenalan dengan kepala sekolah"
karena saat dia merasa gugup atau tertekan
kejang dan suara aneh itu semakin tak terkendali.
akhirnya dia pun bertemu dengan KepSek, dia menjelaskan kenapa dia di tegur saat di dalam kelas.
sang KepSek pun berkata "Kamu tau apa intinya sekolah?, sekolah adalah untuk mendidik, mengajarkan. besok ada resital orkestra di aula sekolah. dan saya mau kamu hadir"
si anak menolak " Tidak pak, saya hanya akan mengganggu irama dan suasana orkestra itu"
tapi KepSek tetap memaksanya.

anak ini pun hadir. dan memang, suara-suara aneh yang dia keluarkan mengganggu suasana dan irama indah orkestra itu.
orang-orang kembali menatapnya aneh.
hingga akhir resital. KepSek memanggilnya naik ke atas panggung. dan berkata "Apakah kau mengeluarkan suara aneh itu dengan sengaja?" si anak menjawab " tidak pak"
lalu KepSek bertanya lagi "DApatkah kau mengendalikannya" si anak menjawab " tidak pak, karena aku terkena penyakit TOURETTE SYNDROME yang menyebabkan aku seperti ini"
tapi setelah mendengarkan penjelasan dari si Anak dan KepSek
seluruh hadirin resital itu langsung bertepuk tangan.

tapi semenjak kejadian itu dia bertekad untuk ingin menjadi guru.
anak itu terus menjalani hidupnya yang selalu di pandang aneh bagi orang lain.
bahkan dia selalu saja diusir dari bioskop karena mengganggu penonton lain.
dia juga sudah biasa dengan pandangan aneh orang disaat dia berada di restoran atau tempat umum lainnya
tapi.. dia tidak marah dengan orang-orang dia malah berpikir positif. berpikir bahwa mereka melihatnya dengan aneh seperti itu karena orang lain itu tak bisa mengeluarkan suara se-keren yang dilakukannya.dia terus menjalani hidupnya hingga dewasa...

hingga akhirnya dia ingin mewujudkan cita-citanya menjadi Guru
hanya saja tidak ada sekolah yang mau menerima seorang guru cacat seperti dirinya
di tengah penolakan demi penolakan itu sempat membuatnya marah dan putus asa.

tapi dibalik itu..
dia menemukan persoalan bahwa..
mungkin bukan penyakitnya yang bermasalah. mungkin dia yang kurang berusaha.
akhirnya dia memutuskan untuk memasukkan lamarannya sebagai guru ke seluruh sekolah di kotanya.
hingga akhirnya dia diterima menjadi guru kelas 2 di sebuah sekolah dasar di kotanya..

dia mengawali hari pertama mengajarnya dengan menjelaskan kepada anak muridnya bahwa dia menderita TOURETTE SYDROME
dia mengajarkan muridnya dengan kesabaran bahkan ada murid yang awalnya memanggilnya dengan "orang aneh"
tapi dia tetap sabar mengajarkannya dengan tulus dan dengan tekad kuat untuk pendidikan.

dia terus berpikir bagaimana membuatnya mengajar dengan lebih baik dan memberikan pendidikan yang lebih baik kepada muridnya.